septisuep

septisuep
follow me

Kamis, 12 Februari 2015

Bertahan Karena Cinta I

Malam ini adalah malam minggu, malam dimana sepasang kekasih saling memadu kasih. Begitu pula dengan ku. Ntah kenapa malam ini perasaanku tak enak. Aku segera mengambil handphone ku dan mengirim sms ke pacarku, rama. Oiya perkenalkan namaku raya, aku kelas 2 SMK jurusan Akuntansi. Rama adalah pacarku, satu sekolah denganku namun berbeda jurusan, rama mengambil jurusan Otomotif seperti laki-laki pada umumnya. Walaupun kami berasal dari sekolah yang sama tapi perkenalanku dengannya bukan di sekolahan, melainkan di sekitar rumah kami. Aku sendiri saja tak tahu kalau rama tinggal disekitar komplek perumahan ku, saat itu pada bulan ramadhan aku berangkat tarawih di sebuah masjid di depan komplek dan tiba2 aku bertabrakan dengan seorang laki2 yang mukanya tak asing bagiku dan benar saja ternyata rumah dia beda satu blok dengan rumah ku, aku di blok L sedangkan rama di blok N. Hampir setiap hari aku dan rama bertemu saat pergi shalat tarawih di bulan ramadhan. Dan sejak saat itu PDKT kami mulai terjalin. Sampai pada hari raya idhul fitri rama memintaku untuk menjadi kekasihnya. "Tinong..tinong" ponselku berbunyi. Rama rupanya telah membalasan pesan singkat ku
Me : sayang kamu lg apa ? Nanti malam jd main kerumah kan ?
Rama : iya sayang aku lg cuci motor aja, iya nanti aku kerumah. Km jangan lupa makan ya.
Me : iya sayang :*
Begitu isi percakapan kami di sms.
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, aku segera mengalungkan handuk di leherku dan bergegas mandi.selesai mandi aku berdiri di depan cermin. Seperti wanita lainnya aku ingin terlihat cantik di depan pacarku sendiri. Apalagi akhir- akhir ini sikap rama mulai berubah kepadaku, sikapnya sekarang semakin dingin kepadaku. Aku tak berani menanyakan nya di sms, mungkin ini hanya perasaanku saja. Mungkin nanti jika bertemu aku akan tanyakan langsung kepadanya, itupun kalo keadaannya mendukung. Sekarang masih jam setengah 7, ku raih ponselku. Sudah lama sepertinya aku tak menengok akun twitterku karna di sibukan dengan tugas yang bejibun. Benar saja akun twitterku seperti rumah yang ditinggal pergi oleh pemiliknya berminggu2, banyak sarang laba-labanya dan berdebu. Banyak mention yang masuk di akun twitterku ada yang dari dela teman sebangku ku sisanya dari akun twitter yg promosi atau yg minta di follback. Bosan. Terlintas di pikiranku untuk kepo-in twitternya rama, cuma ingin melihat kicauan apa saja yang ia buat, karna setau aku dia cukup aktif bermain twitter. Aku mulai mengetik username di kotak search @ramapradana. Aku terus menscrool Timeline nya rama. Kicauannya tidak lain dan tidak bukan hanya meretweet akun twitter klub bola kesukaannya. Sisanya hanya kicauan keluh kesah dia akan tugas sekolah dan teman2nya. Namun mataku terpaku pada akun twitter yang meminta follback dan pin bbm rama. Aku sepertinya mengenal siapa perempuan itu. " Raya.. Itu rama udh dateng" seru ibuku sambil mengetuk2 pintu kamar ku. "Iyaa buu..suruh tunggu bentar ya"kata ku sambil segera bercemin Sebentar dan langsung berlalu menghampiri Rama. " hey.. Kamu udah dateng.. Oiya mau minum apa ? Kopi ? Teh ?" kata ku kepada rama yang sedang serius memandang ponselnya. " emm... Gausah repot2 deh.. Lagian juga aku gak bisa lama2 nih.. Ada janji sama mamah, dia minta dianterin ke rumah saudara" ujar rama sambil mengantongkan ponselnya. " oh.. Nganter mamah.. Yaudah gpp" kata ku. Setengah jam sudah berlalu dan kami hanya berbicara sebentar lalu saling diam kemudian rama sibuk dengan ponselnya sendiri. Jam 8 pun sudah berlalu dan rama pun menyudahi pertemuan kami. Setelah rama berpamitan dengan ayah dan ibuku aku kembali ke kamarku meraih ponselku, bosan pikirku biasanya malam minggu rama pulang jam 9 tapi malam ini lebih cepat dari biasanya. Hmm ku buka twitter perempuan yang tadi ada di timelinenya rama. Ku lihat foto profilnya, Astaga ini kan dinda mantannya rama yang juga satu komplek dengan ku. Pantas saja wajahnya tak asing lagi. Mau apa sebenarnya dia menghubungi rama lagi? Malam itupun di tutup dengan pertanyaan yang terus menerus mengganggu pikiranku.

Keesokan harinya aku tak semangat seperti hari- hari biasanya. Ntah mungkin karna masih kesal mengingat kejadian semalam. "Raya.. Nanti tolong beliin ibu teh hijau untuk ayahmu yaa.. Di minimarket depan komplek.. Ibu lupa kalo kehabisan dan gak ada stock" ujar ibu ku sambil memberi selembar uang lima puluh ribuan. " iyaa buu nanti raya beliin.. Tapi kembalinya raya beliin es krim yaa buu " kataku sambil segera melahap sarapan pagi yg di masak oleh ibu. Tanpa berkata ibu segera berlalu ke dapur. Sikap ibu yang seperti itu berarti aku boleh membelanjakan es krim. Hari ini hari minggu otomatis sekolah libur dan aku sepagi ini sudah pergi ke mini market sementara teman2 ku yg lain pasti masih terlelap di balik selimutnya, menyebalkan memang, tapi sedikit menguntungkan. Aku berjalan menyusuri komplek, suasana pagi hari yang menyejukan banyak orang2 yang beraktifitas di luar rumah. Ada yang mengajak jalan-jalan hewan peliharaannya ada juga yang bermain dengan anak2 mereka di taman komplek. Sepulangnya dari mini market aku melewati jalan yang sama sambil membawa belanjaan dan tangan kanan memegang es krim rasa coklat. Aneh memang di hari yg masih pagi seperti ini sudah makan es krim, tapi bagi penggemar es krim sepertiku tak ada batasan waktu untuk menyantap makanan yang super enak ini. Aku terus berjalan santai sambil menikmati es krim coklat ku, aku melihat banyak anak seumuran ku yang berlari santai di sekitar taman ada yang tua, muda, perempuan dan juga laki-laki, ada pula yang bermain sepatu roda. Nampaknya aku mengenali laki laki itu. Dia mengenakan kaos  warna abu2 dan celana basket, memakai alat pelindung di siku dan dengkulnya. "Rama.... Teriaku ke ujung jalan. Namun rama sama sekali tak mendengar. Sekali lagi ku coba memanggilnya "Ramaaaa...." kali ini teriakanku lebih kencang, tetapi tetap saja rama sama sekali tak menoleh ke arahku. Langkah kaki ku percepat agar aku bisa menghampirinya. Di kejauhan aku melihat ada sosok wanita yang menemaninya bermain sepatu roda. Rambutnya panjang se bahu mengenakan kaos yang senada dengan rama, kelihatannya seperti kaos couple. Wanita itu mengenakan celana legging ketat berwarna hitam serta sepatu dengan merk ternama. Siapa wanita itu batinku bertanya. Karna mereka berdua memunggungiku. Penasaran yang saat itu aku rasakan tapi enggan untuk lebih mendekat. Aku hanya mengamati dari kejauhan. Kulihat keduanya nampak sangat akrab. Kemudian tiba2 ada seorang laki2 yang sebaya dengan rama menghampiri mereka berdua. Suara laki2 itu sangat jelas terdengar olehku.
Aku dapat menangkap apa yg di bicarakan laki-laki itu kepada keduanya. Dia menepuk2 pundak rama dan wanita itu sambil memanggil nama. Dinda. Apa ? Dinda. Aku menelan ludah setelah tahu wanita yang bersama rama saat itu adalah mantan kekasihnya. Emosi di kepalaku langsung menjalar seperti darah yang mendidih membuat badanku menjadi penuh emosi dan kesedihan. Aku mencoba menahan kekecewaanku dan mengambil ponselku. Langsung saja aku mengirimkan pesan singkat kepada rama. rama merogoh kantongnya dan .."tinong...tinongg" sms ku berbalas.
Me : selamat pagi.. Kamu lg apa ? Jangan lupa sarapan ya ..
Rama : selamat pagi juga, aku lg dirumah aja nih, baru bangun tidur makanya baru sms kamu.
Gak ngerti lagi apa yang ada di pikiran rama sampai dia tega membohongi aku, jelas2 aku ada di belakanya mengamatinya dari kejauhan bersama mantan kekasihnya. Tanpa sadar air mataku jatuh begitu saja. Tak kuasa aku menahan tangis segera aku pulang kerumah. Di dalam kamar aku menangis sejadi jadinya. Ntah berapa lama aku menangis sehingga kecapean dan tertidur lelap. Malam harinya rama berkali- kali menelfon ku tapi aku acuhkan. Aku masih kesal dengan kebohongan yg dia buat tadi pagi. Malam itu pun berlalu tanpa komunikasi dengannya.

Keesokan harinya rama menghampiri aku di kelas XI AK 1. Aku yang duduk menatap lurus papan tulis dengan. Mata yang masih bengkak membuatku susah melihat karna terasa berat sekali.
"Raya.. Kamu kenapa kok sms aku gak di bales ? Telfon aku gak di angkat ? Hey ? Km kenapa ? Ujar rama sembari menggoyang2 kan tubuhku.
Tanpa kata kata aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Yang keluar di mulutku hanya kata "aku gapapa". Beruntung bel masuk kelas segera berbunyi alhasil aku tidak terus menerus di buru dengan Pertanyaan2 yg dia sendiri adalah penyebabnya. Umur hubungan kami sudah 2  tahun namun sikap rama belakangan ini sudah mulai berbeda, perhatian- perhatian kecil yang dia lakukan saat masa PDKT sudah tak nampak lagi. Semakin hari rama semakin sering membuat hatiku terluka, entah ia sadar atau tidak melakukannya. Pernah suatu hari tak sengaja aku membaca pesan yang masuk di ponselnya dari seorang wanita yang begitu mesra dengannya. Seringkali kami bertengkar karna masalah seperti ini, hanya maaf yg terlontar dimulutnya keesokan harinya pasti di ulangi lagi. Seringkali terlintas di pikiranku untuk menyudahi hubungan ini, tapi apa mau di kata, aku tak sanggup mengatakannya jika berada di hadapannya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Rasanya Aku ingin segera sampai rumah. Aku menunggu angkutan umum yang lewat di depat gerbang sekolah. Lama sekali, jikalau ada itupun pasti sudah penuh. Di tengah2 aku sedang menunggu angkutan umum, aku melihat rama mengendarai motor bersama seorang wanita. Lagi-lagi di hadapanku rama tega menyakiti hatiku. Dada ku seketika sesak melihat dia bersama wanita lain. Tapi apa mau dikata aku sangat menyayangi dia seberapa seringnya dia menyakitiku aku tetap sayang dia. Sepulang sekolah dada ku masih terasa sesak. Seperti ada yg menekan dari dalam, perutku sangat sakit, kulitku mulai menguning,kepalaku terasa berat. Belum sempat aku mengetuk pintu rumah tiba-tiba "bruuukkkk" aku jatuh dan tak sadarkan diri. Rasa pusing di kepalaku masih terasa ketika aku membuka mata dan aku berada di sebuah rumah sakit di bilangan jakarta. Di hadapanku berdiri 2 orang yang paling aku sayangi ibu dan ayahku. Terlihat di wajah ibu habis menangis.

Akhirnya hari ini aku boleh pulang setelah 3 hari di rawat. Bosan rasanya hanya tiduran di rumah sakit. 3 hari sudah aku tak berjumpa dengan rama rindu rasanya. Sengaja aku tak memberitahu keadaanku kemarin, aku takut rama mencemaskanku. Soal kekecewaanku yang kemarin-kemarin padanya aku tak ingin membahasnya lagi, cukup aku dan hatiku saja yang merasakannya. Pekan ini rama ingin mengajak ku liburan ke dunia fantasi (Dufan) tak sabar rasanya ingin cepat2 di hari itu. Akhirnya hari ini tiba, aku mengenakan dress putih motif bunga dengan rambut yang terurai dan flat shoes. Sedangkan rama memakai kaos polo abu-abu dan jeans 3/4 serta snikers yang berwarna senada. Bahagia sekali rasanya bisa melepas penat sejenak dengan orang yang aku cinta. Seharian sudah kami bersenang2 di sana, tak banyak wahana yang bisa aku naiki, mentalku yang lemah membuat aku enggan untuk mencoba semua permainan yang ada disini. Nggak lucu aja kalo tiba2 aku pipis di celana gara2 ketakutan. Tetapi Rama bersemangat sekali mengajakku untuk menaiki tornado, wahana yang menurutku paling menyeramkan.
"Rayaaa....ayolahhh kitaa naik itu yuk.." kata rama padaku yang sedari tadi sedang bergidik ngeri membayangkan bagaimana rasanya jika aku di atas sana.
" nggak mau akh ram.. Kamu aja.. Aku gak berani.. Aku liatin kamu aja dari sini" kataku sambil nyengir menutupi ketakutanku. Aku tak mau memaksakan diri, biarlah saja rama yang menaikinya sendiri. Akhirnya rama pun menyerah untuk membujukku agar mau menemaninya. Diatas sana dia melambaikan tangan kepadaku, aku pun membalasnya dan berteriak "semangattt ram... Pegangan yang kuuuu.." Belum selesai aku mengatakannya tiba2 tubuhku ambruk, kepalaku berat sekali, mataku berkunang2, sakit ku kambuh lagi, kini 3 kali lipat rasa sakitnya di banding yang kemarin, perutku sakit tak karuan. Aku masih bisa melihat orang2 yang mengerumuniku dan segera membopongku membawa aku ke rumah sakit terdekat, aku melihat rama begitu mengkhawatirkanku. belum pernah aku melihat laki2 itu mengkhawatirkanku seperti ini dan sesaat setelah itu, aku tak sadarkan diri.

Bersambung...