Melelahkan memang menunggu kabar darimu yang perlahan mulai menjauhiku, belakangan ini aku tak mengerti ada apa yang terjadi dengan kita. Tak pantas memang kalau aku menyebut ini dengan kata “kita” karna memang aku dan kamu tak akan pernah menjadi “kita”. Aku ingat saat pertama kali aku dan kamu bertemu, saat itu aku sedang menunggu pesanan baksoku datang dan secara tiba-tiba kau menghampiriku dan bertanya bolehkah ia duduk disini karna tempat yang lain sudah penuh dengan pasangan muda-mudi yang berkunjung di warung bakso tersebut. Aku langsung saja meng iya-kan karna memang tak ada pilihan lain, dan memang hanya tersisa kursi di depanku yang belum terisi. Waktu berlalu dalam diam, tak ada sepatah katapun yang terucap dari kami berdua hingga akhirnya kamu memutuskan untuk memulai pembicaraan. Lambat laun pembicaraan kami mengalir begitu saja, apalagi sejak kami tahu bahwa kami sama-sama menggemari klub sepak bola yang sama. Entah apa yang terjadi baru kali ini aku merasakan nyaman mengobrol dengan orang asing yang baru beberapa menit berkenalan, bahkan aku sampai tak tahu siapa nama pria yang berbicara di depanku ini.
Mangkok bakso di depanku telah
kosong, tak terasa kami mengobrol sangat asyik hingga aku tak sadar kalau aku
ada kuliah malam hari ini, aku bergegas menghampiri mas-mas penjual bakso
tersebut berniat ingin membayarnya namun di belakangku ada suara seorang pria
yang tak asing bagiku. Dia. Ya dia yang tadi semeja denganku melarangku untuk
membayarnya, dia mengeluarkan uang 50 ribuan untuk membayar bakso nya dan
baksoku yang tadi. Tak kusangka selain asik ternyata pria ini sangat royal
dengan orang yang baru di kenalnya.
Singkat cerita kami saling bertukar
nomer telepon dan pin BBM, aku pun menyudahi pertemuan ini mengingat kelasku
akan dimulai 30 menit lagi. Sesampainya di kampus pikiranku tak karuan, aku
masih kepikiran dengan pria bertubuh tegap tadi. Jam kuliah telah selesai ingin
rasanya cepat-cepat sampai rumah. Lelah sekali tubuh ini setelah seharian
berada diluar rumah dan dilanjutkan dengan kuliah kelas malam.
“ping” chat bbm di layar handphoneku,
ya Tuhan ini pria yang tadi sore ku temui di warung bakso. Banyak hal yang kami
bicarakan lewat pesan singkat-BBM. Hingga tak terasa malam semakin larut dan
aku pun tertidur dengan lelapnya. Hari demi hari ku lewati seperti biasanya
namun yang berbeda adalah di setiap kesempatan aku sering becakap-cakap lewat
BBM dengan pria ini. Tak jarang perhatian-perhatian kecil darinya membuatku
semangat untuk menjalani hari, siapa yang tak bahagia jika setiap pagi tiba dan
malam berlalu selalu mendapat ucapan pesan singkat dari orang yang diam-diam masuk
kedalam hatimu.
Terasa ada yang kurang bila tak ada
pesan singkat darinya,rasa khawatir yang mendera dalam hati, berkali-kali ku
BBM tak kunjung juga kau balas, bagaimana mau dibalas di bacapun tidak. Tak seperti
biasanya. Mataku tak lepas memandangi layar handphoneku berharap dia segera
mengabariku, ini sudah hari ke-7 aku lost contakc dengannya, aku mulai
membiasakan diri menjalani hari-hari tanpa pesan darinya, namun sulit sekali. Bayangkan
saja orang asing yang kini diam-diam masuk didalam kehidupanku kini pergi
menghilang tanpa kabar apapun. Aku adalah wanita yang tolol yang dengan
mudahnya membiarkan hatinya dimasuki orang yang belum tentu punya perasaan yang
sama sepertiku. Persetan dengan hati ini, siapa yang ingin semua ini terjadi,
aku hanya wanita yang juga ingin merasakan perhatian dari orang yang kusayang
tak peduli ia orang asing atau bukan. Tak ada yang menyangka pertemuan dan
pesan-pesan singkat itu menjadikan rasa cinta. Cinta ? tidak..tidak.. ini tidak
mungkin aku hanya mengalami ketertarikan sesaat saja, aku tak mungkin jatuh
cinta dengan pria yang asal-usulnya saja aku tak tahu, apalagi dengan kedekatan
kami yang baru beberapa minggu apa bisa ini di katakan sebagai cinta ? tapi
siapa yang bisa menyangkal kalau kenyataannya ini memang cinta.
Kehilangan. Aku merasakan kehilangan
selepas ia tak mengabariku lagi, aku merindukan sapaan ia di pagi,siang,sore
dan malam ketika aku ingin terlelap. Aku merindukan perhatian-perhatian kecil
bahkan candaan ia yang konyol hingga terkadang membuatku senyam-senyum
memandangi layar handphone ku. Aku rindu saat ia mencoba menelfonku pada saat
ia tidak bisa tertidur di malam hari. Aku rindu menasehati dia agar tidak
terlalu sering bergadang. Hey.. aku rindu.. mengapa dengan mudahnya kamu pergi
begitu saja, apa aku tak berarti dimatamu ? apa aku hanya sekedar selingan
bagimu ? apa sudah ada yang memiliki hatimu ? Aku tak bisa terus-terusan
terlarut dalam sedih dan kesepian aku butuh kepastian darimu, jangan pedulikan
aku pedulikanlah perasaan dan hatiku ku karna merekalah yang mulanya biasa saja kini menjadi runyam. Aku
cape jika setiap malam bantalku selalu basah dengan air mata jika mengingatmu,
membaca chat histori kita. kembalilah sayang.. aku merindukanmu. Katakan
semuanya dengan terperinci dan sejujurnya aku akan menerima apapun keputusanmu
untuk tetap tinggal atau pergi berlalu, aku akan menerimanya walaupun pahit
yang kurasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar